dalam rangka festival teater ke-43, 2015 wilayah Jakarta Barat
TEATER LUGAS
mempersembahkan
" HASRAT MURNI "
karya : Malaya & Edmun
sutradara : Anto Malaya
Rabu, 16 Sept 2015 Pkl 20.00 WIB
Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta Barat,
Grogol
KONSEP PENYUTRADARAAN
Persolan diatas saya coba titipkan pada tokoh Murni, seorang biduan dangdut yang harus mempertahankan cintanya terhadap suami yang banyak mengalami tekanan dalam hidupnya. Cinta Murni tidak komplek, justru begitu sederhana. Tapi persoalan persoalan yang ada disekelilingnya lah yang begitu komplek bahkan sangat tragis.
Jakarta, September 2015
Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta Barat,
Grogol
KONSEP PENYUTRADARAAN
1. Konsep Pemikiran.
“Cinta Adalah Anugerah“ , sebuah kalimat yang saya kutip dari sebuah lagu
yang cukup terkenal di era 80an. Terkadang kita rela meninggalkan apa
saja demi cinta, atau bahkan kita bisa melakukan apa saja demi cinta.
Cinta buat seorang perempuan / istri bisa saja sebuah bentuk ibadah yang
membahagiakan, Cinta buat seorang istri adalah sebuah HASRAT MURNI .
Persolan diatas saya coba titipkan pada tokoh Murni, seorang biduan dangdut yang harus mempertahankan cintanya terhadap suami yang banyak mengalami tekanan dalam hidupnya. Cinta Murni tidak komplek, justru begitu sederhana. Tapi persoalan persoalan yang ada disekelilingnya lah yang begitu komplek bahkan sangat tragis.
Pada sisi lain, ada
cinta yang membelenggu. Cinta orang tua terhadap anaknya, yang mau
anaknya selalu menuruti apapun keinginannya agar sang anak dapat tumbuh
sesuai apa yang diharapkan. Tak peduli cara yang ditempuh membahagiakan
atau menyakiti, semua dilakukan dilakukan atas nama cinta.
Pada
sisi sebaliknya Cinta anak terhadap orang tua yang dibalut dengan rasa
hormat ataupun ketakutan membuat anak menjadi pribadi yang berbeda. Sang
anak hanya mampu membayangkan keinginannya atau hasrat hasrat pada
pikirannya saja. Dalam beberapa kasus hasrat hasrat tersebut bisa
menjelma menjadi pribadi yang lain...pribadi yang terbelah atau disebut
juga Identitas Disosiatif (Disscociative Identtity Disorder/DID)
Persoalan tersebut saya titpkan pada tokoh Hasrat, seorang mantan
keyboadrdis yang tak mampu memberontak terhadap persoalan yang dia
hadapi. Hasrat selalu dibayangi oleh pikirannya sendiri tentang
istrinya, dalam pikirannya Murni istrinya tak mampu menjaga
kehormatannya sebagai istri, ini diakibatkan dari ocehan Emak dan alter
alter lain yang ada pada dirinya.
Persoalan masa kecil yang dia hadapi, siksaan bathin dan fisk yang dia dapatkan dari Emak menjadi traumatik yang berkepanjangan pada dirinya, membuat pribadinya menjadi komplek. Pribadi yang dibelah oleh hasrat hasrat yang ada pada dirinya.
Persoalan masa kecil yang dia hadapi, siksaan bathin dan fisk yang dia dapatkan dari Emak menjadi traumatik yang berkepanjangan pada dirinya, membuat pribadinya menjadi komplek. Pribadi yang dibelah oleh hasrat hasrat yang ada pada dirinya.
2.Konsep Pertunjukan,
a. Pada adegan opening dimana terlihat Murni meliukan tubuhnya, tanpa
diiringi musik dan lagu, ini saya coba gambarkan terjadi dalam pikiran
Hasrat suaminya. Hasrat selalu curiga Murni istrinya tidak bisa menjaga
kehormatan seorang istri ketika dia sedang bernyanyi dipanggung.
b. Adegan selanjutnya muncul Emak dengan segala ocehannya. Pada adegan
ini saya memenggal menggal dialog Emak dengan disela suara Musik yang
hinggar bingar dan siluet tubuh Murni yang sedang manggung. Hal itu saya
lakukan untuk mengambarkan betapa Hasrat selalu diteror dan dihantui
oleh sosok emak yang selalu mengatur hidupnya. Ini terjadi sejak Hasrat
masih kecil hingga membentuk Pribadi yang gamang dan tak berdaya.
c. Pendekatan artistik yang saya lakukan lebih kepada bentuk kotak
kotak, sebagai simbol keterkungungan sang tokoh yang tak mampu keluar
dari pikirannya sendiri. Rumah , ruang dan tempat saya coba bentuk
imajinatif dengan harapan penonton akan bebas mengimajinasikan hal
tersebut secara bebas sesuai yang dibentuk oleh pikirannya sendiri
terhadap apa yang mereka lihat.
d. Pada adegan terakhir ketika
Murni meminta Hasrat untuk bisa mengatasi persoalan yang menimpahnya,
Dimana ketika itu muncul alter alter yang yang menguasai Hasrat. Disini
saya coba visualkan selainnya munculnya alter secara fisik juga diikuti
oleh Lypsinc Hasrat yang mengikuti dialog para alter. Ini saya lakukan
agar penonton dapat menangkap bahwa sesungguhnya secara fisik Hasratlah
yang bicara tapi secara pikiran dan karakter sebenarnya para Alterlah
yang sedang berbicara (contohnya seperti orang kemasukan setan) namun
dalam hal kepribadian ganda berbeda sama sekali.
Kemudian pada
adegan selanjutnya, saya mengembalikan Murni dan Hasrat sendiri sendiri,
Hasrat terpaku dan diam dalam kemarahan dan ketidak berdayaannya,
Sementara Murni bernyanyi sedih diatas panggung. Dalam hal ini saya
menyerahkan tafsir tersebut kepada penonton, karena saya tidak mau
menyelesaikan persoalan ini dengan pikiran saya atau “ ceramah – ceramah
“ yang mengurui. Semua kembali kepada kita.
“Kita memang
memiliki tubuh pasangan yang kita cintai, bahkan kita memiliki hatinya,
Tapi jalan hidupnya ......tidak akan pernah kita miliki“.
WASSALAM
Jakarta, September 2015
Anto Malaya
akan lebih menarik jika semua konsepsi pemanggungan dari peserta ftj juga diterbitkan di blog ini, akan membuat blog ini seperti perpustakaan digital teater.. bagaimana? ngopi dulu doongg
BalasHapusMantaaaabbb
BalasHapusMantaaaabbb
BalasHapusMantaaaabbb
BalasHapus