29 Oktober 2014

"Repertoar Sabun Colek" Teater Stasiun


Teater Stasiun  
mempersembahkan
"Repertoar Sabun Colek"
Karya & Sutradara : Edian Munaedi
Pimpinan Produksi : Madin Tyasawan

Sabtu, 1 November 2014 Pkl 16.30 WIB
Minggu, 2 November 2014 Pkl 13.00 WIB & Pkl. 16.30 WIB.
 Gedung Sitihinggil, Tangerang

Sinopsis :

Got Mampet :
Kesal pada suami yang kebohongannya sudah berkarat, Emak ngomel gak abis abis. Fitri, anak perempuannya juga mempunyai masalah dengan pacarnya yang tidak bertanggung jawab. Sementara bapak yang pemalas bisanya cuma minta tanpa mau memberi.

Ojek Prihatin :
Karena tak mau disaingi dan dianggap akan mengurangi penghasilan ngojeknya, Tukang Ojek asal Pandeglang, Banten bertengkar dan mengusir anak lelakinya yang mau ikutan ngojek dipangkalannya.

Konsep Penyutradaraan :
Teater Stasiun kali ini coba mengangkat persoalan masyarakat urban dilingkungan sekitar kami. Dengan mengamati dan berinteraksi dengan mereka, maupun mencari refrensi hasil mengamati mereka. Kami menemukan tiga fragmen dengan judul, "Got Mampet" & "Ojek Prihatin" dengan judul besar "REPERTOAR SABUN COLEK".

Pada dasarnya, setiap fragmen mempunyai kekuatan masing-masing dengan problem yang berbeda, tapi mempunyai pesan dan kekuatan rasa yang sama. Persoalan perempuan menjadi catatan penting pada pertunjukan kali ini.

Dua fragmen ini kami ramu dengan keseimbangan artistik yang minimalis, baik benda-benda maupun blocking pengadeganan. Akan ada benda-benda yang datang dan pergi di area pertunjukan. Masing-masing benda akan menjadi penanda yang akan bersinerji dan bersinggungan dengan teks-teks yang lain seperti manusia, kalimat, cahaya, warna dan bunyi. Ini upaya untuk mencari arus bawah persoalan orang bawah. Dengan cara melihatnya bukan melulu dengan kasat mata.

Kekuatan setiap fragmen terletak pada bahasa keseharian mereka dari mulai pengucapan, tekanan maupun kebiasaan mereka yang masih menggunakan bahasa ibu. Disamping keluguan logika pada setiap tokohnya akan menjadi penguat lain pada problem kaum pinggiran.

Pemain :
Reni KH  sebagai  Ibu  (Fragmen Got mampet)
Anggun Anggendari  sebagai  Fitri  (Fragmen Got Mampet)
Ndang Rumeksa  sebagai  Bapak  (Fragmen Ojek Prihatin)
Indie Silmi Rahmadi  sebagai  Anak  (Fragmen Ojek Prihatin)
Indra Prasetya  sebagai  Tamu  (Fragmen Ojek Prihatin)
Beri Ken Agnes sebagai  Blizi  (Semua Fragmen)

Staf Produksi :
Pimpinan Produksi : Madin Tyasawan, Bendahara : Trisfahilda, Stage Manager : Toni Prahara, Lighting : Doni Lazuardi, Videografi : Anto Malaya, Penata Gerak : Malhamang Zamzam, Musik : Mamet Tgong & Iyon, Artistik : Edmun, Disain Poster : Adzanzia RM, Karya & Sutradara : Edian Munaedi.

Catatan Sutradara :
"AROMA TAK SEDAP KAUM SABUN COLEK".
Kata "sabun colek" mengingatkan kita pada deterjen yang umum dipakai masyarakat pinggiran, kaum saluran got mampet, penghuni rumah petak kontrakan kumuh semrawut yang terhempas dan putus dari narasi besar kebijakan politik.

Lakon sabun colek mengandung pengertian kisah yang mengetengahkan situasi dan kondisi yang tanpa pilihan. Seperti menegaskan kestatisan antara harapan dan keputusasaan. Dilema pada situasi hidup yang berputar seperti lingkaran, tokoh seperti terikat pada situasi ketidak bebasan, hingga waktu seakan berhenti.

Dipenuhi logika dan persaan yang sukar dicerna akal. Kisah yang remeh temeh, ala kadarnya, dan kurang terperhatikan oleh kita. Kisah yang sering berlalu tanpa tanda baca dari penyimak yang cenderung menolaeh apad kehidupan kaum menengah atas. Dan kisah sabun colek adalah lingkungan saluran got, pojokan sampah yang menggunung dan bau menyengat.

"Tragedi Kaum Sabun Colek hanya mendapat perhatian bila sudah membuat got mampet dan sebarkan aroam tak sedap"

Foto : Ilustrasi/TeaterStasiun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar