1 Agustus 2013

Marak Kedai Kopi Lahirkan Gaya Hidup Baru


foto : Ilustrasi
KEDAI kopi mulai marak di Jakarta dan menggaet semakin banyak pencinta kopi. Kemunculannya dinilai hanya mengikuti gaya hidup.
 
"Di Indonesia, minum kopi cuma untuk bergaya, bukan untuk mencari tahu kopi yang enak itu seperti apa," kata Ronald Prasanto, pakar gastronomi molekuler kopi Indonesia.

Karena itulah, sebagian masyarakat merasa tidak perlu memahami kopi yang diminumnya. Pengetahuan mengenai kopi pun tertinggal dari negara-negara lain.

"Kalau di Australia, konsumennya sudah sangat pintar dalam menentukan kopi yang enak. Kalau kopinya tidak enak, mereka akan minta dibuatkan yang baru. Indonesia belum seperti itu. Masyarakat kita minum kopi hanya sebatas untuk gaya, atau sebatas mencari colokan listrik saja," tegasnya.

Selain untuk gaya hidup, Ronald melihat bahwa karakter masyarakat Indonesia yang pemaaf tidak menjadi pelecut barista untuk menghasilkan kopi terbaik. "Coba Anda perhatikan, berapa banyak masyarakat Indonesia yang mau mengonsumsi kopi apa adanya? Kebanyakan suka dengan campuran cokelat, manis, karamel. Dari contoh ini saja, edukasi dan budaya minum kopi di Indonesia jauh tertinggal," paparnya.

Menurutnya, minum kopi bukan sebatas memuaskan dahaga ataupun indera pengecap. Menikmati secangkir kopi juga harus dengan pengetahuan mengenai apa yang diminum.

"Minum kopi bukan sebatas enak atau tidak, tapi edukasi soal kopi juga harus diisi. Kopi-kopi yang diinginkan setiap konsumen kan berbeda-beda," tutupnya.

 (SUMBER)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar