9 Juni 2013

Sie Djin Koei

foto : tewel
sandiwara klasik
 the legend of Sie Djin Koei 
versi Republic Of Performing Arts, 
14 Januari , 22 Januari & 5 Pebruari 2011,
 pkl 16.00 wib
 @ Mal Ciputra Jakarta

foto : tewel
pemain :
Mohammad Hidayat, Heri Riyanto, Ade Rahmat Akbari, 
Assa Mussa, Moch. Alpian, Wisnu Tirtayasa, 
Wahyu, Asep Indra, Budiman Basri, Dadang Casmita,
Ruri Wulandari, Fitri,  Mega Indri, Mega F Yohana,
Lukman El Hakim, Olil Buntil

foto : tewel
manajemen :
Make up Alda and the gank, Property Irman Nisha,
Koreografer Aidil Usman, Naskah Rik A. Sakri,
Asisten Sutradara Tri Jengky, Way Budha
Sutradara Amien Kamil
Pimpinan Produksi Isnaeni Samadi


Ketika Sie Djin Koei beraksi di mal ? 

foto : tewel
Ditandai dengan teriakan yang memekakkan telinga, gerak gerik seorang pria yang berpenampilan layaknya jenderal China zaman kerajaan langsung mencuri perhatian penonton. Sambil diapit para serdadunya yang memegangi bendera lambang kerajaan, ia lantas unjuk kebolehan memainkan tombak bercagak tiga.
Pria yang tampil dengan riasan tebal diwajahnya itu, sebenarnya sedang memainkan lakon sebagai Sie Djin Koei. Seorang jenderal yang populer pada masa Dinasti Tang, ketika kerajaan dijalankan Kaisar Taizong dan juga Kaisar Gaozong. Kisah kepahlawanan sosok yang identik dengan baju dan kuda berwarna putih semasa hidupnya ini dimainkan dalam sebuah pementasan teater bertema “The Legend of Sie Djin Koei” di Mal Ciputra, Jakarta, Jumat (14/1).
Sosok jenderal yang memiliki nama lain Xue Rengui itu, memang punya karir yang patut dikagumi. Semasa mengabdi untuk dinasti Tang, dirinya kerap punya andil besar dalam pelbagai keberhasilan ekspedisi perang. Terutama ketika sukses memberikan kemenangan ketika memimpin perang Goguryeo (Korea) dan juga ketika perang melawan sisa-sisa Tujue Barat.
Di medan perang, Xue juga begitu ditakuti lawannya. Bahkan juga dikisahkan jika sang jenderal bisa menaklukkan para musuhnya dengan hanya tiga anak panah. Karena keahliannya dalam memimpin pasukan dalam peperangan itu, tidak heran jika Sie Djin Koei muncul menjadi sosok yang sangat dihormati.
foto : tewel
Kondisi seperti itu yang juga berusaha ditunjukkan dalam pementasan teater yang dimainkan oleh kelompok teater, Republic of Performing Arts, di bawah arahan Amien Kamil. Sie Djin Koei juga tampak begitu dihormati, itu terlihat ketika adegan semua serdadu bawahannya sujud menyembah, bak menyambut kedatangan seorang raja.
Di atas panggung juga dimainkan satu adegan ketika seisi kerajaan Dinasti Tang menyambut kemenangan yang diberikan Sie Djin Koei dengan pesta besar yang diadakan kaisar. Hanya saja karakter sang jenderal yang sebelumnya ditampilkan penuh berkarisma, justru kali ini benar-benar berbeda. Dalam penggambaran pesta besar-besaran ini sang jenderal justru lebih terlihat sebagai sosok yang sangat genit, merayu wanita yang ditampilkan di atas panggung.
Sayangnya pementasan teater yang bercerita tentang seorang tokoh besar dalam kebudayaan China itu juga harus terbentur dengan keterbatasan ruang gerak para lakon ketika beraksi di atas panggung. Memang mereka harus memainkan teater Sie Djin Koei ini hanya diatas panggung yang berukuran sekitar 3x10 meter saja.
Karenanya sesekali senyum penonton terlihat mengembang ketika melihat kenyataan barisan serdadu yang berlari-lari kecil memutari area panggung harus terganggu lajunya akibat bendera lambang kerajaan yang dibawanya tersangkut pagar yang membatasi panggung.
foto : tewel
“Memang keterbatasan panggung menjadi persoalan kami ketika mempersiapkan pentas teater ini. Tetapi bagaimana pun kami berusaha untuk bisa mengatasinya,” kata Amien.
Diluar itu, persiapan cukup singkat juga praktis dijalani Republic of Performing Arts. Untuk mementaskan kisah kepahlawanan Sie Djin Koei, mereka hanya melakukan persiapan selama dua minggu. “Harus diakui persiapan memang terbatas, latihan pun hanya tiga kali. Tetapi kami tetap serius,” akunya. Karenanya penampilan kedua mereka di tempat yang sama, 5 Februari 2011 nanti, tentunya diyakini Amien bisa lebih maksimal.
Baginya pementasan di pusat perbelanjaan sedikit diibaratkannya seperti sebuah pertunjukkan di pasar malam. Para pengunjung tentu awalnya tidak datang untuk menonton pertunjukkan. Karenanya untuk bisa menyita perhatian para penonton, harus ada performa yang bisa menarik perhatian mereka untuk mau menyaksikan pementasan yang diadakan. “Tentu beda jika diadakan di tempat khusus pertunjukkan, seperti TIM misalkan. Mereka pasti datang untuk menonton,” papar Amien.

foto : tewel
Sambut Imlek
Pementasan teater The Legend of Sie Djin Koei sebenarnya menjadi salahsatu bagian dari pelbagai kegiatan yang dipersiapkan pihak Mal Ciputra, dengan maksud menyambut tahun baru Imlek 2011. Selain pentas teater, juga disajikan kegiatan seperti Barongsai dan Dragon, Wayang Potehi, pertunjukkan tari Sin Ciang, orkestra tradional China, atraksi Wushu dan beberapa acara lainnya.
Masih berhubungan dengan tema kegiatan The Legend of Sie Djin Koei, selain pementasan teater, ada juga pagelaran wayang potehi. Apalagi perkembangan wayang potehi di Indonesia sendiri tidak bisa dipisahkan dari kisah kepahlawanan sang jenderal. Tidak heran jika wayang potehi termasuk menjadi sajian utama yang akan dimainkan hampir setiap hari sampai tanggal 16 Februari 2011 nanti. (sumber : sinar harapan.co.id)

Legenda Kepahlawanan Sie Djin Koei, Jenderal Penakluk yang Terkenal Itu (1)

foto : tewel
Mantan petani yang berhasil bunuh komandan Goguryeo.

Kisah kepahlawanan Sie Djin Koei melegenda seantero daratan Tiongkok. Bahkan, kisahnya itu masuk dalam kisah klasik China kuno yang sampai sekarang masih menjadi rujukan berbagai literatur sejarah. Bagaimana tokoh ini dimata masyarakat Tionghoa?

SIE Djin Koei, dalam bahasa Mandarin dikenal dengan nama Xue Ren Gui, merupakan salah satu jenderal Tiongkok paling terkenal pada masa Dinasti Tang awal. Namanya banyak disebut dalam kesusastraan populer. Selama kariemya, dia ambil bagian dalam berbagai keberhasilan ekspedisi perang melawan sisa-sisa Tujue Barat dan melawan Goguryeo.

foto ; tewel
Dia hanya memiliki satu cacat dalam catatan karir berperangnya. Yaitu, ketika gagal menaklukan TufaD pada 670 M. Dimana seorang jenderal Iain dalam pasukannya menolak mendengarkan anjuran Xue, lalu menyerbu lebih dulu hingga berakibat kerugian besar pasukannya. Lantaran kalah perang karena kalah strategi.

Xue Rengui lahir pada tahun 614, di Desa Xiu, Longmen, Jiangzhou County (setingkat kelurahan atau kecamatan) yang sekarang menjadi daerah Hejin di Provinsi Shanxi. Saat itu adalah masa pemerintahan Kaisar Yang dari Sui. tapi masa mudanya tidak tercatat sejarah. Konon dia miskin dan bekerja sebagai petani.


Pada masa itu kaisar kedua Dinasti Tang yaitu Kaisar Tai Zong bersiap memulai ekspedisiperang melawan Goguryeo pada 644. Maka, berkat anjuran beberapa kerabatnya, Xue pergi untuk menemui Jenderal Zhang Shi Gui dan bergabung dengan angkatan perang secara sukarela.

foto : tewel
"Karena kegigihannya dalam berperang, serta berhasil membunuh komandan Goguryeo saat itu. Maka, Kaisar Tai Zong pun memberinya gelar jenderal." kata Prita Widjaja, penggemar* cerita silat Tionghoa, khususnya kisah kepahlawanan Sie Djin Koei, kemarin ditemui di Mal Ciputra dalam perayaan menyambut even tahun baru Imlek.

Menurutnya juga, kisah hidup Sie Djin Koei di dramatisasikan dalam sejumlah karya fiksi. Yang paling terkenal dan dia cukup ingat adalah lakon Xue Ren Gui Pulang Dengan Kejayaan dan sebuah novel tanpa nama pengarang dari Dinasti Qing, Xue Ren Gui Menyerang Ke Timur.
Karena ekspedisi perangnya ke Korea melawan Silla, Xue disebut sebagai Jenderal Penakluk Timur oleh orang-orang Tang. "Saya masih menyimpan beberapa cerita silat tentang Si Djin Koei," ujarnya kepada INDOPOS, (18 Jan 2011, brigita sicillia. Indo Pos ,Nasional. Jakarta)
  

Legenda Kepahlawanan Sie Djin Koei, Jenderal Penakluk yang Terkenal Itu (2-Habis)


foto : tewel
Dikenang Lewat Seni Sendratari dan Drama

Ketokohan Sie Djin Koei dalam sejarah Tiongkok sangat terkenal. Karakternya yang jujur danmemiliki sifat ksatria dan gagah berani, dianggap masih relevanditeladani hingga masa modern ini.

JADI jangan heran, sering kali kisahnya diangkat dalam sebuah pertunjukan sendratari. dan drama. Maupun dalam buku cerita. Supaya masyarakat bisa meneladani sikap sikap patriotisme Sie Djin Koei. Seperti yang terlihat pada pertunjukan Legenda Sie Djin Koei yang digelar Mal Ciputra, Jakarta Barat dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Imlek. Republic of Performing Art menggelar drama Sie Djin Koei dengan sisipan komedi di dalamnya dan dipadukan dengan musikal. Bagi Amien Kamil, pengarah pemain di drama Sie Djin Koei, sebuah kebanggaan bisa memen-taskan tokoh itu. Diakuinya, ini merupakan kali pertama Republic of Performing Art mendapat kepercayaan untuk menampilkan lakon Sie Djin Koei, tokoh panglima perang yang ceritanya cukup populer di masyarakat.

foto : tewel
"Karena cukup populer, kami tidak kesulitan mencari garis besar cerita Sie Djin Koei. Ting-gal searching di internet, kami banyak mendapat sumber cerita yang bisa diangkat menjadi naskah drama," kata dia usai mentas perdana di Mal Ciputra. Usai menyusun script, dia pun mengumpulkan pemain dan mulai berlatih. Tapi proses latihan, diakuinya hanya berlangsung sekitar 10 hari saja.

"Semuanya cukup instan. Makanya tadi surprise juga, melihat para pemain bisa menjalankan perannya dengan sangat baik. Banyak improve di sana-sini, tapi menambah hidup lakon," tuturnya bangga melihat anak didiknya bisa mengeksplorasi peran mereka masing-masing di atas panggung. Penampilan di buka dengan tukang cerita yang menjabarkan prolog. Diikuti dengan kemunculan tokoh Sie Djin Koei dengan kostum perangnya yang berwarna putih.

foto : tewel
Sesuai dengan cerita asli yang menjelaskan bahwa sosok Sie Djin Koei dikenal karena pakaian perangnya yang berwarna putih bersih. Kemudian, diceritakan, bagaimana awalnya Sie Djin Koei mendapat kepercayaan Kaisar Tal Zong. memimpin perang, dan menang Namun, suatu ketika, karena pengkhianatan seorang panglima perangnya. Sie Djin Koei mendapat hukuman dan kaisar lantaran kalah perang.

Namun, karena kaisar bijaksana. Sie Djin Koei pun dibebaskan. Dia malahan mendapat kepercayaan untuk kembali memimpin peperangan dan mendapat gelar jenderal. "Yang cukup sulit adalah melakukan hlinhnv di atas panggung," tandasnya.  

(sumber : Brigita Sicillia, Indo Pos Nasional, Jakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar